Novel
: The Moon That Embracing The Sun - Bab 2
Novel
The Moon That Embracing The Sun - Bab 2 ini
ditransliterasi cukup singkat oleh Blue, namun mencakup semua.
Kenyataan
adalah
pengantar yang diceritakan cukup panjang di novel tapi bisa
menjelaskan bagaimana Woon dan perasaannya terutama di Bab 3.
The
Moon That Embraces The Sun – Bab 2
Kenyataan
:
-
Semua pria yang masuk ke dalam istana harus memakai topi, kecuali
Woon.
-
Nama panggilan Woon adalah Bingwoon, yang artinya Awan Beku
-
Untuk alasan keamanan dan fengshui, Hwon tidur di kamar yang berbeda
setiap malam. Beberapa orang yang tahu di mana raja tidur di kamar
yang ditunjuk hanyalah tiga ahli nujum, beberapa kasim yang bertugas,
beberapa dayang-dayang dan Woon.
Woon
pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh pesan rahasia, di mana Hwon
akan tidur malam ini. Tapi Woon malah menemukan Hwon di tempat lain.
“Apa
yang membawa Paduka datang ke tempat ini?”
“Aku
duduk di sini untuk menemui bulanku. Tapi, seberapa keras aku ingin
menjadikannya sebagai milikku, langit pun juga bersikeras kalau bulan
adalah miliknya. Jadi bagaimana mungkin aku dapat mengalahkan langit?
Langit pasti membenciku karena harus membagi bulan denganku, maka ia
menyembunyikannya seperti sekarang ini. Aku yakin kalau kau dapat
membawakan bulan kepadaku, tapi..”
Setelah
malam pertemuan mereka, Hwon telah menyuruh Woon untuk menjemput Wol,
tapi ia tak dapat ditemukan di manapun. Pondoknya kosong dan semua
orang di desa tak pernah mendengar wanita yang digambarkan seperti
Wol. Bahkan tak ada nama Wol di daftar resmi Shaman.
Berhari-hari
Woon berada di rumah Wol, tapi ia tetap tak muncul. Hanya saja Woon
tak memberitahukan pada Hwon kalau wangi bunga anggrek tetap tercium
dari ruangan itu. Atau saat ia menunggu, betapa ia menginginkan
kemunculan Wol, walaupun hanya dalam bentuk roh. Woon tak tahu apakah
keinginannya itu demi kepentingan Hwon atau untuk kepentingannya
sendiri. Ia juga tak dapat memberitahukan bagaimana wangi bunga
anggrek dan sinar bulan membuat hatinya pedih, tapi anehnya, juga
memberikan perasaan lega.
Sementara
itu di sebuah pondok kecil, seorang shaman wanita tua yang dikenal
dengan Nyonya Jang, tak seperti biasanya sedang buruk suasana
hatinya. Ia memerintahkan pelayan wanitanya, Janshil, untuk
mempersiapkan sambutan bagi para tamu. Janshil mengeluh,
bertanya-tanya tamu seperti apa yang harus ia sambut
Tapi
betapa terkejutnya Janshil, ada dua tamu mengunjungi pondok mereka.
Yang satu adalah pendeta Hyegak, seorang pria tua dengan rambut dan
jenggot putih dan panjang sambil membawa tongkat. Satu lagi adalah
seorang pejabat muda golongan 4, wakil dari Kantor Astronomi
Kerajaan.
Mula-mula
pendeta Hyegak meminta Nyonya Jang untuk kembali ke istana sebagai
ketua Shaman, tapi pejabat kerajaan yang tak sabar, langsung memotong
dan mengatakan alasan kunjungan mereka. Pejabat itu meminta Nyonya
Jang untuk meminjamkan putrinya selama sebulan karena kesehatan Raja
memburuk dan tabib istana tak tahu apa penyebabnya.
Nyonya
Jang marah karena harus mengirimkan putrinya yang juga shaman ke
istana saat bintang Sirius tertutup dalam kegelapan, yang menandakan
firasat buruk kalau negara akan mengalami keterpurukan. Tapi ia tahu
kalau ia tak punya pilihan lain.
Setelah
kedua tamu itu pergi, Nyonya Jang mulai minum-minum, rasanya ingin
minum sampai mati. Kemudian ia berbicara di hadapan sebuah kamar yang
gelap.
“Tuanku
Putri. Apakah Anda mendengarnya? Sepertinya Anda harus masuk ke
istana.”
Dari
dalam ruangan gelap itu, Wol berkata, meyakinkan kembali pada Nyonya
Jang, “Aku hanya akan duduk di dekat Baginda Raja untuk satu
bulan.”
“Bukan
berada di dekat Baginda Raja. Tapi lebih tepatnya lagi, berada di
sampingnya saat ia sedang tidur. Untuk satu bulan, namun Baginda Raja
tak boleh tahu kalau Anda mengunjunginya. Tidak, beliau tak boleh
tahu.”
Selanjutnya : The Moon that Embraces the Sun - Bab 3
Selanjutnya : The Moon that Embraces the Sun - Bab 3
All
credits go to the author of The
Moon that Embraces the Sun,
Jung
Eun Gwol.
Thanks to Blue for her English translation from Bellectricground.
Indonesian translation by Dee from Kutudrama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please don't be silent reader, please post your comment anything^^
gamsahamnidaaaaaaaaaa^_^